Kelebihan Kekurangan Film Thailand Hello Stranger (2010) - Review

Noted:
Review ini ditulis tahun 2012, saat usiaku masih 17 tahun. Caraku berfikir masih labil dan sangat belum dewasa. So harap mengerti ya jika part awal review ini isinya kayak cewek remaja yang lagi suka cerita-cerita cinta hopeless romantic dan maybe isi reviewnya jadi banyak kebawa emosi. Aku nggak akan ubah tulisanku meski sudah bertahun-tahun berlalu karena ini adalah jejak dan kenangan caraku berfikir di masa lalu. Tapi aku akan update tambahan jika diperlukan. Thankyou. Happy reading!


Originally Writen: May 22, 2012


Ehem,,, mungkin karena sesuai dengan judulnya 'Hello Stranger' yang berarti bercerita tentang dua orang yang tidak saling mengenal. Yah, seharusnya aku emang nggak berharap lebih dari film ini yaa..

Bercerita tentang dua orang yang berasal dari Thailand. Iya, yang satu cewek dan yang satu lagi cowok, dan mereka ke korea dengan tujuan yang berbeda. Selama di korea, ada banyak kejadian yang terpaksa membuat mereka berdua bertemu, dan tanpa tahu nama masing-masing tentunya. Diawali dengan si cewek yang nemuin si cowok tidur kayak gelandangan di depan penginapannya. Trus pagi-paginya si cowok maksa si cewek nganterin ke penginapannya si cowok, eh ternyata nyasar dan sampe tempatnya ternyata si cowok ketinggalan rombongannya. Dan akhirnya, si cowok itu ngikutin si cewek kemana aja. Setelah beberapa hari main dan bareng dan seneng-seneng terus, akhirnya si cowok di jemput rombongannya. Tapi di tengah jalan dia denger pengumuman kalo bulan april bakal ada salju. Karena inget si cewek pernah bilang pingin banget ngerasain rasanya salju, si cowok turun dan balik ngejar si cewek dan bilang kalo mereka bisa ngerasain salju bareng-bareng. Nah, udah dari situ mulailah pengalaman mereka menunggu datangnya salju di korea bersama-sama dan dimulailah kisah romantis dari keduanya.


Sebenernya film ini dimulai dengan awal yang menarik dan menyenangkan. Untuk keseluruhan alur bahkan terasa sekali humor dan komedinya, karena beberapa kali aku dibuat ngikik sama tingkah laku pemainnya. Untuk bagian romantisnya, aku juga bisa tersentuh sama pembawaan ceritanya. Bagaimana rasa sakit hatinya, bagaimana rasa kangennya, bagaimana bingungnya mereka. Aku ngerasain semua dengan baik dan aku cukup suka.


Ditambah lagi, yang cukup langka disini adalah karakter tokohnya terutama yang cewek.

Yang cowok konyol, lucu, humoris, menyenangkan, sekaligus menyebalkan. 
Hanya saja, menyebalkannya dia itu menyebalkan yang asik dan menyenangkan.

Sedangkan si cewek ini adalah cewek mandiri yang berani ke korea, tapi dia juga cewek yang gampang tersentuh sama hal-hal romantis. Dia suka banget sama drama korea. Tipe yang nggak ada lembut-lembutnya. Dia menarik karena semangatnya bukan cuma karena tampak cantik. Dia juga menarik karena pembawaannya yang periang dan ceria. Si cewek ini bukan tipe pendendam sehingga dia mudah memaafkan orang lain. Di tambah lagi karena sifat cerianya itu dia gampang akrab sama orang lain. Pokoknya yang cewek nih tipe favoritku banget untuk mainin film soalnya jarang nemuin karakter yang bisa jadi setengah gila sekaligus konyol kayak dia, dan itu nyenengin banget. Tipe cewek yang ngangenin.

Ehem.. jangan berlebihan dan beranggapan aku jadi balik suka sesama jenis karena panjangnya komentarku tentang karakter si cewek. Ini pandangan subjekt seorang penikmat cerita dimana memang faktor pendukung baik tidaknya sebuah film juga tergantung sama seberapa uniknya karakter tokoh tersebut. Menurutku, karakter yang membosankan bisa berdampak pada alur yang membosankan juga. Sedangkan kalo karakternya unik, kita bakal pingin lihat terus dan terus, dan cerita ini mendukung sekali karakter-karakter unik yang dibutuhkan itu.


Tapi tetep aja, menurutku film itu bisa dibilang bagus semua tergantung sama endingnya. Peletakkan ending yang pas dan sesuai adalah ide cerita yang paling cemerlang menurutku. Yaa.. nggak tau sih menurut yang lain gimana, tapi kalo buat aku, ending itu bagian terpenting yang akan berpengaruh pada pola pikir penontonnya. Pendeknya sih, ending itu kesimpulan yang bisa kita ambil. Dan sayang sekali, film ini kurang menyajikan ending yang sesuai dengan bayanganku, sebagai salah satu penonton. Bisa jadi penonton beranggapan berbeda, but this is me. Jadi wajar kalo ada pro dan kontra nantinya.

Alur ceritanya sebenernya udah bagus banget dan unik malahan. Bahkan karena alurnya yang unik itu aku bener-bener dibuat penasaran bagaimana akhir ceritanya. Aku penasaran dengan cara si pembuat cerita akan mengakhiri kisah cinta antara dua orang yang nggak saling kenal tapi saling mencintai. Aku berharap akan ada kejutan yang membuat kita tersenyum lebar dan hampir teriak karena endingnya akan diluar bayangan kita.

Bukan berarti aku meminta happy ending ya. Apapun endingnya aku setuju asal bagaimana cara memolesnya agar aku nggak mudah menebaknya. Sayang menurutku ending film ini nggak kayak gitu. Meskipun terkesan sulit dan agak klimaks, tapi menurutku malah agak dipaksakan. Aku pikir dengan alur sebaik itu, film ini ditutup dengan akhir yang begitu simple dan aku cuma mlongo karena tiba-tiba muncul credit-title sedangkan aku masih menunggu kelanjutannya yang nggak bakal berlanjut. Rasanya tuh kecewa agak sebel gitu deh. Dan yang keluar dari mulutku adalah 'segitu doang?'. 

Aku juga nggak tau sih sebenernya tanggepanku itu berlebihan atau enggak. Mungkin setelah nonton filmnya Hello Ghost dengan ide-nya yang cemerlang, aku jadi agak sensitif sama ending suatu film, tolong maklum. Habisnya gara-gara itu, aku jadi selalu mikir kalo ending itu kunci sukses dari sebuah cerita. Ini subjektif banget ya, harap mengerti.

Menurutku kalo dipoles sedikiiiit aja untuk endingnya,  mungkin film ini akan terdengar luar biasa, untukku. Bisa saja aku menyebutnya film paling romantis lho kalo endingnya dibuat lebih hebat. Yaah, kalaupun endingnya cuma mereka berdua akhirnya bisa ketemu di Thailand, dan diliatin gitu proses ketemunya kayak gimana, itu lebih baik daripada dibiarin menggantung dan kita disuruh berimajinasi sendiri, buat aku lho.

Maksudku, ini film gitu.. kadang penontonnya perlu kepastian bagaimana film ini berakhir bukannya disuruh bikin ending sendiri. Walaupun tau sih akhirnya juga bakal kemana dan kayak gimana, tapi setidaknya kepastian untuk si penonton tuh dibutuhkan. Emang bisa kalo kita dah bikin ending sendiri trus difilm kan? kan enggak..

Sebenernya moral value-nya emang sengaja nggak pingin lebih dari itu sih endingnya maksudnya mungkin emang nggak pingin sama yang keegoisanku mau. Biar kerasa realitanya, kalo kata yang lain ya. Hmmm.... tapi nggak tau ah, aku tipenya nggak bisa nerima yang 'udah? gitu aja?'

Mungkin emang ekspetasiku aja yang berlebihan, tapi yaah sudahlah. Bagaimana kalian mengartikannya saja..

Aku kasih 7 dari 10 poin untuk film ini.

Update at January 28, 2015

Daripada nanti muncul pertanyaan dan pernyataan atas ketidaksetujuan tentang bagaimana aku memandang ending film ini, well, that's only my opinion. Aku nggak membatasi teman-teman untuk punya opini lain yang menganggap bahwa ending ini luar biasa bagus.

Silahkan. Tapi yang pasti, aku juga nggak bisa diarahkan untuk bisa memuja ending film ini kalo aku emang nggak terlalu suka, toh aku juga udah liat jadi aku ngerasain gimana rasanya waktu nonton film ini. Kalian juga pasti setuju kan bahwa setiap orang punya pandangan lain-lain dalam menyukai suatu hal? Lagipula aku juga bukan pengamat film yang baik yang akan menganalisis secara detail kenapa si pembuat membuat film dengan akhir seperti ini, kenapa membuat akhir film seperti itu, karena aku menulis ini semuanya disini berdasarkan perasaan yang aku rasakan setelah menontonnya, bukan semata-mata mencoba rasional.

Apakah aku kesal setelah menontonnya, apakah aku ingin melompat-lompat senang setelah menontonnya, apakah aku menangis setelah menontonnya, atau aku cengoh setelah menontonnya. Hal-hal seperti itu yang aku ungkapkan disini. Jadi mohon maklum kalau pendapatku tidak sama dengan sebagian besar teman-teman.

Mmm.. katakan saja tentang kisah Rooftop Prince yang endingnya super duper nyebelin dan juga nggak happy ending. Secara logika, ending memang diharuskan dibuat seperti itu agar cerita lebih masuk akal. Tapi toh yang aku rasain setelah nonton juga nggak seneng-seneng amat sekalipun udah mencoba menjabarkan secara logika.

Aku tetep nggak suka endingnya, but it's really nice drama. Dan film ini juga begitu, aku nggak suka endingnya, but it's still nice movie. Atau seperti insidious yang endingnya juga nggak happy ending, justru nyesek soalnya endingnya begitu. Aku bukannya terpaku sama happy ending selama akhir cerita film bisa diolah dengan apik. Siapa bilang insidous itu happy ending? Justru gantung menggantung kurang ajar endingnya. But hey, that's still my favorite movie until now. Dan itu semua karena endingnya yang bikin aku pingin loncat-loncat jejeritan pingin nyekek orang saking gemesnya.

Termasuk ending menurut aku yang bagus kayak gimana dan ending yang menurut temen-temen bagus gimana jelas juga bisa berbeda-beda kan? Dan sampai sekarang, dengan apapun itu yang pernah aku tonton hingga saat ini, bagiku ending yang baik tetap kalau bisa tidak ditebak dan di luar ekspektasi.



Update at April 06, 2021

Let's talking about this ending movie, again..

Duh kenapa ya ini postingan udah hampir 10 tahun yang lalu masih aja ada yang komen, hahaha.. aku bersyukur banget tapi aku jadi kepikiran sama tulisanku tahun 2012 itu.

Tahun 2012 dan 2015 saat aku update terakhir tentang film ini, aku menjelaskan panjang lebar mengenai pandanganku terhadap film ini secara subjektif. Aku sekarang jujur udah lupa sama filmnya karena udah lama banget, tapi aku masih inget adegan-adegan yang terngiang di kepalaku, dan jelas, aku masih inget endingnya yang bagiku 'saat itu' ngeselin.

So, saat aku menulis ini sekarang, I don't have any attachment feeling of this movie anymore.. sehingga aku bisa membahasnya dengan kepala yang lebih jernih hahaha.

Aku mencoba menelaah beberapa komen yang masuk dan bilang kalau ending ini brilian, anti mainstream. Dan aku paham maksudnya.

Selama aku kuliah di jurusan yang menuntut untuk rajin mengkonsumsi film, tampaknya aku sudah teracuni oleh banyak film-film Indie yang memaksa untuk menonton filmnya secara objektif tanpa ada perasaan mengikat. Melihat dari berbagai sisi, dan menyimpulkan apakah film tersebut layak ditonton atau tidak. Dan yah, kalau kalian sering mengkonsumsi film dengan cara seperti itu, pada akhirnya kitapun akan paham bahwa beberapa movie maker, membuat film adalah untuk 'eksperimen atau eksplorasi'. Film ini seni yang bisa diapain sih? Mereka kadang menyatukan beberapa genre, atau mencoba meletakkan ending yang 'aneh-aneh' untuk tujuan: bikin penontonnya melongo. 

Setelah beberapa tahun akhirnya aku bisa melihat dari sudut pandang tersebut, dan film-film itu menjadi menarik karena aku melihatnya dari kacamata 'si pembuat film'. Bukan penonton 'awam' ya. Dan kacamata 'pengamat film' yang tujuan menonton film bukan lagi hanya sekadar 'hiburan' tapi gatal dengan berbagai jenis eksplorasi dari film. Em, yah... itu jadi semacam: kebiasaan. Kadang sekarang juga kalau nonton film, aku secara nggak sadar suka memisahkan diri untuk menikmati filmnya dan malah jadi sibuk menelaah keseluruhan filmnya. Agak sedih sihhh.. makannya sekarang lebih suka nonton anime huahahahaha

Trus apa hubungannya sama film ini dan pro kontra yang menyertainya?
Yes, film ini kurasa (ini hanya sekadar opini ya tanpa konfirmasi dari creator-nya) memang dibuat untuk kepentingan idealis dan eksperimen, yang menurutku berhasil, yaitu:

Memecah belah kubu penontonnya. 

Ini menarik. Jujur saja. Nggak banyak pembuat film yang akan berhasil di pasar dengan jenis cerita yang 'tidak biasa'. Tapi film ini berhasil.

Hello Stranger adalah film dengan genre romance-comedy, dengan karakter yang kuat dan unik.. tapi dengan ending yang 'yah begitulah'.

Tampaknya itu memang tujuan awalnya.

Memisahkan ending dalam film ini, keseluruhan film ini ditujukan oleh para cewek-cewek penyuka drama romantis yang berharap happy ending. Pasarnya ada disana.

Tapi.. film ini mungkin juga ingin menjangkau pasar yang lebih luas. Itulah kenapa akhirnya bisa banyak pendapat yang muncul mengenai film ini.

Siapa tahu, ada tipe-tipe penonton yang nggak suka drama romance comedy, menemukan bahwa alurnya terlalu flat dan berkhayal, tapi dengan ending yang disajikan film ini, justru merubah cara pandangnya karena terasa lebih real? Sehingga film ini menjadi brillian di matanya. So, ada banyak faktor yang membuat ending film ini diartikan berbeda. 

Jadi menurutku, film ini memang ditujukan untuk membuat penonton memikirkan film ini dari berbagai kacamata dan sudut pandang. Untuk orang-orang yang refernsi filmnya sudah sangat banyak, mungkin menonton film seperti ini adalah penyegaran. Untuk orang-orang yang cuma pingin nonton romantis-romantis, film ini mungkin seperti ejekan. Untuk orang-orang yang selalu fokus pada ending, film ini mungkin 'terlalu simple'. Belum lagi kalau yang nonton cewek atau cowok, itu saja pasarnya udah pasti punya pendapat beda. Tapi film ini menarik, karena bisa menyatukan beberapa sudut pandang itu untuk 'mau' menonton filmnya.

Aku harap update ini bisa menjelaskan kenapa aku membabi buta kesal dengan endingnya drama ini di tahun 2012, dan kenapa ada beberapa pihak yang 'tidak terima' dengan pendapatku haha.

Itu pure karena kita berada di pasar yang berlawanan.

As for me, aku adalah tipe market 'cewek yang suka cerita romance happy ending'. As simple as that.


Update at November 9, 2021

I'm here again for a little update.

So, aku kemarin baru saja nonton filmnya Banjong Pisanthanakun yang sangat viral yaitu "The Medium"

Lucunya adalah, ada temenku yang nonton sama temen-temen kantornya, dan dia curhat karena teman-temannya 'melongo' pas sudah sampai di akhir cerita film tersebut.

Kata temenku "Mereka diem aja lin, cuma reaksi 'gitu doang', 'udah?."

Hahahahaha.. karena itulah kesan pertama yang kudapat ketika pertama kali nonton filmnya Banjong Pisanthanakun yaitu Hello Stranger ini! And I know, mereka memang begituuuu tipenya. Apalagi penulis naskahnya pun orang yang sama. Tapi untungnya aku nggak kaget, karena sebelum nonton The Medium aku udah feeling, ini sutradara dan penulis naskahnya sama lho, bisa jadi mereka ada strategi lagi menciptakan ending yang bikin melongo.

Entahlah, aku nonton The Medium malah lebih setuju sama endingnya, padahal pasti ada tipe-tipe yang kesel banget kayak adikku misalnya. Aku suka karena nalarnya nyampe aja ke aku. Tapi baru kusadar, mungkin inilah yang mereka pikirkan saat mengkritikku di kolom komentar untuk reviewku yang tahun 2012. Hehehe. That's totally fine. I am not offended now. I'm happy to see myself grow up.

Full Review The Medium kalau mau mampir, cek di link ini ya: 




Salam, ADLN_haezh

Komentar

  1. kayakny bagus nih, ditambah ceritamu tentang film ini, pngen download..

    thanks nih, jadi tau ada film bagus meski endingnya tidak seperti yg diharapkan, wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe .. overall filmnya emang bagus kok :D
      selamat menonton :D

      Hapus
  2. hahahaa,ini adalah film yang selalu gagal aku tonton padahal udah pernah baca review-nya di majalah :(
    *langsung buru2 cari rental DVD,mau nyewa ahh*

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku dkasih sekali lngsung download, pdhl hello ghost yg bagus bgt aja malah ditunda2 kayak km wkwkwk

      Hapus
  3. film thailand emang bagus2 yah! beda banget ma disini ==" kayaknya ngebaca ceritanya seru nih! pengen nonton jugaaa xD oh ya! salam kenal ya! berkunjung ke blogku :D

    BalasHapus
  4. salah satu film thailand favoritku.. I'M DANG.. ngakak

    BalasHapus
  5. aku suka kisah2 romantisnya, menyentuh...
    apalagi ktika nenek2 nawarin kondom....
    hahahahahaha.....................

    BalasHapus
  6. bener banget... Saya terkejut tiba2 film nya abis... Padahal mreka blum brtmu di thailand

    BalasHapus
    Balasan
    1. naaah iya kan iya kan iya kaaan? kurang puas bangeeet jadi agak sebel deh..

      Hapus
    2. Hello strangger (cause I don't even know u). Oke, jadi begini, kamu mungkin salah satu orang terjebak dengan konsepsi alur film, sama kaya aku. Kita sama-sama tipe orang yang selalu berharap kisah fiksi harus HAPPY ENDING. Tapi film ini, justru menarik, karena bercerita tentang realita. Bahkan, kita pernah ngalami hal seperti di film itu, dan berakhir...sama seperti ending filmnya. thanks. nice posting btw

      Hapus
    3. makasih udah mampir ehhehe
      and that's your opinion.

      aku emang selalu berharap kisah fiksi harus happy ending, tapi kisah cerita yang berakhir bahagia juga nggak akan menarik kalo di olah datar-datar aja karena nggak memunculkan kesan mendalam. Aku nggak keberatan kalaupun kisah ini nggak berakhir bahagia, hanya saja aku butuh sesuatu yang lebih menguatkan untuk membuat film ini berakhir dengan luar biasa sehingga aku bisa terus mengingatnya dengan baik. Luar biasa bukan berarti happy ending ya.

      Bisa jadi emang aku terjebak, dan bener ini memang menekankan terhadap realita. Tapi mungkin aku butuh kejutan lain, bukan sekedar selesai dan sudah :)

      Hapus
  7. hihihi..baru nonton semalam di K**pas TV, gak liat pertamanya, mulai dari saat si cowok makan shusi gurita. Tapi menurutku endingnya cakep, coz endingnya gak bisa ditebak. Soalnya kan udah banyak yang akhirnya ketemuan, trus happily ever after ...

    BalasHapus
  8. iya ending.a g bgus bgt malah terakhirnya pas mw nyebutin nama malah lgsung bubar... kan jadinya penasaran...

    BalasHapus
    Balasan
    1. penasarannya emang bikin panas dingin hahaha

      Hapus
  9. iya endingnya kurang berkesan dan terasa gak jelas.... coba diliatin dari pertemuannya, trus pernikahannya, pasti lbih mnarik lge... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju banget nihhh... kita taste-nya sama berarti wkakakakka

      Hapus
  10. Ga ada lanjutannya ya -,- ?

    BalasHapus
  11. Menurutku sebagai pengamat film (cie lah ), di ending film hello stranger itu malah termasuk ending yang sangat bagus. kita di buat penasaran. itu juga kan termasuk ending "yang tidak terbayangkan" sebelumnya. si penulis membayangkan/berharap agar endingnya happy, tetapi filmnya menutup endingnya berbeda dengan yang dibayangkan, nah itu membuat film itu sukses.. dan sekiranya ada salahsatu dialog menyatakan bahwa percintaan itu ga seromantis kaya di film2.. dan kenyataannya emang begitu..hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. mmm... yeess... mungkin aku perlu nonton film ini sekali lagi buat mastiin apakah aku masih memandang endingnya seperti reviewku atau mungkin sudah berubah :)
      thanks komennya

      Hapus
  12. Halo Author.
    Sebelumnya biarin gue cerita dulu.

    Sebelumnya gue sempet diajak nonton sama mantan gue film ini tapi gue ga ngeh dan ga gue lanjutin sampai habis.

    Tapi setelah gue putus , gue coba untuk menonton beberapa film yang dia suka.
    Finally , gue nemuin judul Hello Stranger.

    Sebelumnya gue belum tahu kalau film Hello Stranger ini film yang waktu itu gue tonton bareng dia.

    Tapi setelah gue nonton film ini gue jadi sedikit bernostalgia.

    Ditambah lagi endingnya yang bikin gue kesel sendiri.

    Tapi buat film ini emang bagus. Reviewnya juga bagus.


    @ptrckoey

    BalasHapus
  13. Emang sih bikin kesel endingnya wkwk btw ini yg komen dri tahun brapa? :v

    BalasHapus
  14. film/drama thailand romance selain hello stranger apa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. First Kiss: https://www.anekacatatan.com/2014/04/review-film-first-kiss-kaneungnich.html

      Top Billioner: https://www.anekacatatan.com/2012/04/review-thai-movie-top-secret-billioner.html

      ATM Error apa ya judulnya, itu lucu banget dan seru.

      First Love tau ya? yang terkenal banget yang dimainin mario maurer

      Suckseed - aaaa ini keren gilaaa gokil abis

      Hapus
  15. 2019 dan gue baru nonton. Gue suka alur nya. Semua campur aduk. Komedinya pas. Romantisnya pas. Ga berlebih jadi nerimanya enak. Cuma setuju bgt, endingnya berasa kena tanggung banget. Seriously gue cuma berharap di akhir film disajikan mereka ending yg baik dan dipertemukan lagi di thailand. Jadi sedikit hopeless aja. Film ini bisa jadi grade 10 andai endingnya lebih dari itu.

    Beberapa film thailand yang secara keseluruhan memuaskan seperti :
    I fine thank you love you
    Atm: Error
    Suckseed

    Mungkin ada rekomendasi film lagi buat gue tonton bisa di bales yaa. Trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. I feel youuu ... hahah I fine thank you blm nonton nihh

      Hapus
  16. Di 2021 gue nonton lagi gak pernah bosan nonton nya,dan berharap ada hellostranger 2 nya biar ada kelanjutan nya hee

    BalasHapus
  17. Endingnya kayak film one day menurutku ending kayak gitu malah bagus soalnya kita penonton disuruh buat ngebayangin sendiri wkkwwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. I know itttt...
      emang akunya aja yang nggak suka digantungin XD

      Hapus
  18. mau nanyaa kak, ada recomend film comedy thai yang bagus lagi ga?

    lagi kepengen nonton yg lucu" soalnya ahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba ini kaaa

      I fine thank you love you
      Atm: Error
      Suckseed

      Hapus
    2. Saya ga tau apakah sudah ini :
      - Teacher's Diary
      - One Day
      - Back to 90s
      - Crazy Little Things Called Love.

      Oya saya sambung komennya, sebagai orang yang udah banyak nonton film, bener kadang film itu ga harus selalu endingnya tersurat. Kadang lebih gereget ketika dibuat tersirat. Ending film ini belum seberapa dibandingkan dengan One Day. Filmnya juga lebih bagus. Tapi bukan berarti ending Hello Stranger ga bagus. Saya suka, cuma kurang dikit aja. Maunya ditambahin : "May abis dengerin radio langsung gas ke lokasi radio dan minta no telp yang tertera di mesin telp radio". Atau, sesi kedua penelponnya adalah May yang nelpon radionya dan via radio May nentuin hari dan jam untuk minta janjian ketemuan, si Dang nya juga masih dengerin radio. Yang ga bagus dari film ini adalah adanya sedikit "cacat" dalam plot. Kalo tulisanmu mengatakan "kekurangan" film ini, mungkin bisa bertanya "Dari mana (Kok bisa-bisanya datang tiba-tiba) temen si Dang bisa tau kalo detik itu juga Dang ada salah satu toko suvenir yang di kota di daerah rumah Min-Ha? Dan terlebih lagi ngasih kabar Goi mau menikah? Eh pas di endingnya Goi ga jadi menikah. Segampang itukah?" Atau, "Bagaimana bisa Goi datang di detik yang bersamaan dengam Dang keluar hotel bareng May? Apalagi harusnya dia bisa aja lewat telp tanpa harus datang jauh-jauh ke Korea. Toh nomor telp May pasti tersimpan di hp Goi saat Dang coba nelp Goi pake hp May.".

      Hapus
    3. hi, thank you so much for coming dan utk tambahannya hehe...
      walaupun secara keseluruhan aku udah lupa sih filmnya jd agak sulit juga utk menunjuk bagian2 kekurangan dr film ini scr detail.
      Anyways, boleh juga tu ya ditambahin sedikit adegan spt yang kamu maksud. Tapi ya filmnya udah jadi, kita tinggal telen hasilnya wkwkwk

      Hapus

Posting Komentar

Syarat menambahkan komentar:

>> Jangan berkomentar dengan menggunakan Anynomous
>> Gunakan account google kamu atau jika tidak gunakan URL, yang penting ada nama kalian.. :)
>> Tidak menerima komentar berisi spam..
>> Apabila komentar tidak muncul, berarti komentar kalian belum di moderasi. Jadi tolong mengerti ya.. :)

terimakasih

-------------------------------------||-------------------------------------

Regulation to fill the comment box:

>> Don't use Anynomous
>> Use your google account or just your link/ URL. The main point is, always put your name here :)
>> Cannot receive any spam comment such as comment that it's not relevant with my topic
>> When your comment does not appear, it because I haven't approve that or I haven't read that. So just wait until I read that, please understand :)

Thank you