Review Drama Korea : 49 Days

 
Belakangan ini aku lihat ke beberapa reviewku sebelunnya yang puanjangnyaaaaa kebanget-bangetan. Kayak baca cerpen aja. Aku sendiri capek. Ngomong-ngomong, yang begituan siapa yang mau baca ya hohoho… Well,, aku sebenernya mau coba bikin review yang singkat tapi padat. Agak susah emang, but let me try..

Belakangan ini entah kenapa aku seperti mengejar beberapa ketertinggalanku menonton drama. Entah kenapa aku lagi hobi banget nonton drama-drama 3-2 tahun yang lalu. Tertarik sih dari dulu, cuma nggak pernah berinisiatif buat nonton karena udah di kejar sama hysteria drama-drama baru. Naaah, sekarang daripada keteteran terus aku jadi mulai nonton drama-drama lama deh, walaupun nggak lama juga ya hitungannya.

49Days ini adalah salah satunya. Sebenarnya drama ini dari judulnya aja dah ketauan bakal kayak gimana ceritanya. Tentang batas waktu untuk hidup. Dulu sempet penasaran karena pemain ceweknya itu yang meranin ratu di Queen Seondeok, tapi waktu lihat peran lainnya jadi hilang selera. Mana yang paling cakep cuma si pengatur jadwal itu, itupun munculnya cuma sekali dua kali tiap episode. Jujur aja, yang bikin aku nyesel lihat drama ini adalah karena sebelum aku nonton full aku main skipnya luar biasa, karena bener-bener tahu inti ceritanya. Sayangnya, inti cerita itu adalah twist bertubi-tubi yang di tampilkan drama ini. Dah lebih tepatnya, kejutan-kejutan ini aku dah tahu sebelum nonton dramanya full tanpa skip. Inilah masalahnya kalo waktu main skip kebablasan.

49Days ini bercerita tentang seorang gadis bernama Ji Hyun (Nam Gyu Ri) yang kecelakaan tetapi ternyata belum di jadwalkan untuk mati. Oleh karena itu ia diberi kesempatan untuk mengembalikan hidupnya dengan cara mengumpulkan 3 air mata murni 100% dalam waktu 49 hari. Ia menggunakan tubuh orang yang menyebabkannya kecelakaan dan menggunakan waktu tidur orang tersebut untuk mencari 3 air mata tersebut. Yang jelas bukan air mata orang yang sedarah yaa..


Intinya sih gitu doang, tapi yang bikin kagum itu adalah eksekusi permainan 49 hari tersebut menjadi tidak terduga dan tidak terduga. Kalau aku cerita full alurnya disini, yang ada aku malah beberin semua cerita penting dalam drama ini. Karena setiap episode kita selalu menemukan rahasia-rahasia atau scene-scene terselip yang sangat penting untuk membuat drama ini runtut.


Dari segi alur, aku puas sama kisah-kisah yang disajikan drama ini, terutama kisah cintanya yang dibilang nggak biasa. Karena mereka saling mencintai tanpa bisa memanggil nama asli orang yang dicintainya dan harus berpura-pura untuk tidak mengenalnya. Bingung ya? Ntar kalo nonton ngerti sendiri kok hehe. Yang paling bikin tercengang adalah permainan hubungan satu tokoh ke tokoh lainnya yang dibuat sangat mulus tanpa cacat. Mulai dari siapakah oran g yang bertanggung jawab mengurus jiwa Ji Hyun, si pengatur jadwal? Siapakah orang yang dirasuki tubuhnya oleh Ji Hyun, kenapa ia hidup seperti orang mati selama lima tahun, dan kenapa dirinya selalu ingin bunuh diri. Kemudian kenapa pengatur jadwal selalu merasa aneh setiap kali berada di dekat Song Yi Kyung (wanita yang tubuhnya dipinjam oleh Ji Hyun). Kenapa Yi Kyung tinggal di panti asuhan dan dimanakah orang tuanya. Kenapa Ji Hyun yang hanya sebuah roh bisa secara tidak sadar menyayangi Yi Kyung dan ingin membantunya? Semuanya diburamkan secara sempurna di awal dan mungkin kita bahkan tidak berfikir bahwa ada hubungan satu sama lain yang begitu mengasyikkan kalau dicermati dengan sesame detail-detailnya. 


 Dan kemudian, di episode-episode berikutnya kita tidak akan berhenti ber- ‘O’ ria karena kita mengetahui maksud-maksud dari detail yang disampaikan sebelumnya, begitu pula kejanggalan yang akhirnya terungkap dan membuat kita mengerti bahwa dunia itu begitu sempit. Dan itu terus berlanjut sampai akhir yang masih saja sempat menyelipkan scene penting sebagai twistnya. Yah, dari segi alur sih yang paling menarik perhatianku itu doang, hubungan satu dengan yang lain dimana itulah yangmembuat kita tak berhenti meneteskan air mata. Ah satu lagi, meskipun awalnya 49 hari itu diberikan untuk mengembalikan hidupnya Ji Hyun, tapi seiring berjalannya waktu di drama ini, ternyata 49 hari itu justru lebih bercerita bagaimana si tokoh berusaha mengembalikan hal-hal di tempatnya semula ketika ia menyadari bahwa 49 hari itu ia tidak akan mendapatkan 3 tetes air mata yang di harapkannya. Maksudnya, pada akhirnya Ji Hyun akhirnya mengerti bahwa 49 hari itu diberikan padanya sebagai hadiah sebelum kepergiannya.


Dari segi pemain, emm… aku paling suka sama perannya Il Woo sebagai pengatur jadwal. Duh, nih cowok cakep banget walaupun kelihatan wajah playernya, dan meskipun sudah mati dan pekerjaannya adalah sama seperti Malaikat Maut, tapi ia bekerja tidak seperti hantu melainkan seperti manusia biasa. Dari semua part yang aku suka, aku sering sekali mengulang part-nya si Pengatur Jadwal ini. Ah, dia bahkan nggak punya nama. 

 
Aku suka sama permainan ekspresinya ketika ia merasa tidak tertarik, merasa terganggu, dan sebagainya. Bahkan caranya bicara juga gokil banget. Kalau di bilang, Il Woo disini sama sekali bukan Lead Male kalau dihitung dari banyaknya ia tampil di tiap episode. Tapi, perannya dia adalah peran penting dan lagi, dia toh ternyata adalah Lead Male untuk ceritanya sendiri. Karakter Pengatur Jadwal disiini, walaupun sering di kasih clue seperti kenapa ia menjadi pengatur jadwal dan harus menghabiskan masa lima tahunnya, tetap saja kita tidak akan mengerti dan mendapati maksud-maksudnya sebelum dihadirkan dengan jelas flashback-flashback yang berhubungan dengan dirinya.  


Dan karakter ini juga yang paling menyita perhatianku karena walaupun hanya muncul sebentar-sebentar, tapiiii… karakter inilah yang paling banyak membawa kejutan. Dan aku sendiri cuma dibawa mlongo lihat karakternya dia. Apalagi setiap masa lalunya tentang dia yang dia sendiri nggak inget dan nggak tahu, rasanya gemeees banget pingin dia segera sadar. Yah, walaupun akhirnya di episode belakangan disadarin juga sih tapi setelah dia inget sama masa lalunya, bawaanku malah sedih dulu. Ekspresinya selalu ekspresi sedih  dan nggak tega deh lihat pengatur jadwal yang biasanya ceria dan terbilang selengekan, ternyata dulunya adalah orang yang punya masa lalu yang sangat-sangat-saaaaangat menyakitkan. Duh, pingin meluk deh jadinya kekekeke~


Berikutnya! Karakter Song Yi Kyung (Lee Yo Won) adalah yang paling sering berkeliaran disini, tapi ternyata yang berkeliaran ini bukan Yi Kyung melainkan Ji Hyun. Duh, agak bingung kalo deskripsiin karakter ini, habisnyaaa dia satu orang tapi jiwanya dua. Ehm… pokoknya aku acungi jempol deh sama pemainnya yang bisa mengubah karakter satu ke yang lainnya dari karakter Ji Hyun ke Yi Kyung sampai-sampai aku beneran bisa ngenalin mereka berdua. Mantaaap… ketika disitu bercerita bahwa tubuh Yi Kyung dimasuki Ji Hyun aku bisa melihat dengan jelas perbedaannya, dan ketika kembali ke tubuh Yi Kyung aku juga bisa  membedakannya. Aktingnya bisa bikin kita berfikir bahwa meskipun wajahnya sama tapi ternyata mereka orang yang berbeda. Dan kita sebagai penontonnya itulah yang bisa membedakannya secara otomatis. 


Yang pasti, Ji Hyun ini adalah anak yang ceria sedangkan Yi Kyung wanita yang sangat muram, jelaslah berbeda. Tetapi masa lalu Yi Kyung jugalah yang akan membuat kita berpandangan berbeda melalui sudut pandangnya, tentang bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang sudah seperti jiwanya disaat tidak ada orang lain selain dirinya disisi Yi Kyung. Sedih banget kalo inget bagaimana ia sangat mencintai orang tersebut.


Karakter terakhir adalah si Han Kang (Jo Hyun Jae.) Hiyaaaah… padahal di awal aku sama sekali nggak tertarik sama dia secara aku aja nggak tertarik sama wajahnya, untung deh nggak keseret sampai akhir hoho. Mmm… secara akting Jo Hyun Jae sebenernya kurang gereget sih walaupun dari segi wajah aku yakin kalo aktingnya bagus aku pasti suka, tapi sampai drama ini bubar aku nggak terlalu jatuh cinta yang gimana-gimana gitu buat nyari drama dia yang lainnya. Terlepas dari akting, karakter dan perannya disini sebenarnya peran yang sangat dibutuhkan dan bikin anyem. Karakter pelindung yang tidak menyerah sama sekali. Pengertian, lembut, baik, dan perhatian. Siapa coba yang nggak mau sama cowok begitu. Sayangnya aku ikut sedih karena segala kebaikan dia terhadap orang yang dicintainya nggak bisa abadi sampai akhir padahal kelihatan banget gimana cinta-nya dia dan sebanyak apa perjuangan dia demi seseorang yang dicintainya itu. Lihat gimana perjuangannya Han Kang inilah yangbikin aku nggak pernah bosen lihat bagian-bagian dia dalam drama ini.

Drama ini di kemas secara cantik bahkan sampai endingnya sekalipun. Meskipun aku nggak suka sama cerita yang berakhir sedih atau ada yang mati, tapi drama ini berhasil mengeksekusi alasanku itu untuk nggak nangis sesenggukan di akhir waktu kehilangan para karakter favoritku.Yah, itu karena dari awal sudah di tekankan bahwa kita nggak bisa berharap banyak tentang ending yang bahagia. Kupikir endingnya ini sangat masuk akal dan ending seperti ini adalah yang terbaik. Untungnya ceritanya sendiri nggak terlalu tragis sampe bikin aku sebel tingkat dewa. Cukup halus mengakhirinya, dan antara senyum dan sedih ketika sampai akhir. Aaah.. bahkan sebagai penonton pun aku dah jatuh sayang sama karakternya sampai-sampai kehilangan mereka tetep nggak bisa bikin aku bertahan buat nggak nangis. Drama ini rekomended dan kebetulan ratingnya juga tinggi. Dengan twist yang dihadirkan drama ini, sangat menyenangkan untuk menjadi referensi tontonan temen-temen. Emm… karena banyak yang kita nggak pernah lihat di drama lainnya.
Selamat menonton ^^


Salam, ADLN_haezh

Komentar