Review: Summer Breeze: Cinta Nggak Pernah Salah


Summer Breeze: Cinta Nggak Pernah Salah

My rating: 5 of 5 stars



Yang bikin aku kasih bintang lima di novel ini adalah, karena ini adalah buku orizuka yang berhasil mencuri hatiku dengan sukses untuk pertama kalinya. Dua buku sebelumnya yang kubaca yang bercerita tentang sekolah (paradise, love united) juga bagus, tapi tidak menempelkan kesan yang sedalam cerita ini padaku.

Awalnya aku lihat buku ini di pameran dengan harga yang sangat murah, tapi tidak jadi kubeli entah-karena-apa. Yang aku tahu, novel ini pasti bagus karena sudah dilabeli bahwa novel ini di filmkan.

Aku bukan pecinta sad ending. Itu satu. Dengan melihat cover tanpa memikirkan endingnya, ketika melihat nama orizuka pada novel ini, aku hanya membacanya dengan senang hati. Sama sekali nggak curiga kalau ceritanya akan membuatku nangis sesenggukan. Duh, pokoknya polos banget lah. Ini novel sad ending pertama yang kubaca tanpa mengetahui spoiler endingnya sama sekalil. Jadiii.. waktu udah terlanjur ikut alurnya dan sampe ending. Rasanya kayak di sengat listrik. Dan aku dibuat nangis sesenggukan. Bener-bener nangis deras pokoknya.


Tapi aku bersyukur, berkat novel ini aku jadi tahu gimana rasanya baca novel sad ending yang bisa bikin sesek dan berderai air mata, tapi aku bisa langsung menjadikannya novel favorit dan bahkan dengan senang hati menjadikannya novel dengan sad ending terbaik. Biasanya sih kalo udah tahu sad ending aku pasti nggak mau baca. Pertama karena yakin tokohnya nggak bahagia, yang kedua pasti bikin nangis dan kecewa. Entah karena apa, cerita berakhir sedih selalu berakhir dengan kata 'mengecewakan' di kepalaku. Tapi aku juga tak mengerti kenapa novel ini menjadi pengecualian. Aku suka dengan eksekusi tokohnya terutama Ares. Yang selalu dibenci tetapi ternyata ia hanya membutuhkan sedikit kasih sayang. Yang selalu di anggap beda, padahal dirinya memang berbeda. Yang membutuhkan perhatian lebih banyak tapi nggak dapet. Akhirnya ketika semua orang mengetahui betapa ia sangat menderita, semuanya sudah terlambat. Penyesalan yang datang terlambat itu berlaku pada buku ini. Dan dari semua kejengkelan terhadap para tokoh keluarga si Ares, aku benar-benar bersyukur ada sosok Reina dalam cerita ini. Tidak peduli bagaimana Ares padanya, Reina tetap dan selalu hanya mencintai dan mempedulikan Ares, bahkan sampai akhir, bahkan sampai semua orang mengucilkannya, Reina tetap di samping Ares.

Aku memang nggak puas dan nggak suka sama tokohnya yang akhirnya nggak bisa sama-sama pasangannya, tapi aku menyukainya. Aku menyukai cara orizuka membawaku menangis dengan tulisannya.



Komentar