Review: Ugly Love - Wajah Buruk Cinta (Colleen Hoover)

Ugly Love - Wajah Buruk Cinta

My rating: 4 of 5 stars

Aku membaca novel Ugly Love ini dengan catatan: kalo menurutku jelek, berarti aku udah baca buku yang paling banyak dapet respon tidak baik (menurutku) sebelum aku membaca buku Hoover yang jauh lebih baik. Maksudku, setidaknya aku sudah memaksa diriku untuk membaca bukunya Hoover yang dianggap terburuk sehingga setelah ini aku bakal selow aja baca bukunya dia yang lain, kan yang lainnya kemungkinan besar bagus-bagus. Hehehe.


Sedangkan kalo pada akhirnya aku menganggap novel ini bagus, itu artinya Hoover benar-benar penulis yang sudah menjadi … bisa dibilang standarku sebagai penulis favorit karena ternyata tulisan yang orang lain bilang nggak bagus pun ternyata aku menganggapnya bagus. Nah, kalo yang ini aja aku mikirnya bagus, trus gimana pendapatku tentang novel dia yang lain yang dianggep bagus? Aku nggak sabar baca dong.

Jadiii…. Setelah mendapat keberuntungan beli novel ini di shopping (dapet harga 50.000 dari 95.000 dan ini ASLI – harganya bahkan jauh lebih murah dari di togamas) dan menganggap ini tanda-tanda kalo aku kayaknya musti melahap buku ini deh walaupun dari review GR nyaris bikin aku anti sama buku ini, akhirnyaaa…. Kebaca juga.

So, what am I thinking about this book?

Hm…

Hm…

Ah, kalo nggak salah novel ini di filmin ya? Well, dari semua novel Hoover kenapa ini yang dijadiin film?

….

….

Oke, aku mulai reviewnya.

Aku mulai dari yang menurutku kesal dengan buku ini. Bukan jelek ya, tapi keeeeseeeel… kesel!
Yap. Novel ini menggunakan 2 sudut pandang. Sudut pandang Tate di masa kini, dan sudut pandang Miles di Enam tahun yang lalu. Meskipun kedua sudut pandang berbeda, tapi setiap pesan yang terkandung dalam POV milik Miles 6 tahun yang lalu itu ternyata berpengaruh di masa sekarang. Hal tersebut berhasil bikin aku membanding-bandingkan, karena di masa kini kita nggak dilihatin Miles 6 tahun yang lalu melainkan Miles yang dingin dan tertutup. Dua karakter Miles ditunjukkan secara berbeda dank arena Miles yang sekarang gak dilihatin apa yang dia pikirkan, itu bikin aku kesel! Dan nganggep Miles jahat!!!

Jahat banget deh, dan ngeselin! Dia tuh ngasih 2 aturan ke Tate, tapi seenak jidat ngasih tanda-tanda harapan untuk Tate. Aku nggak nyalahin Tate karena dia menginterprestasi setiap perilaku Miles karena yang dilakukan Miles memang mengartikan demikian! dan kesabaran Tate, bahkan betapa kuatnya Tate aku justru malah pingin kasih dia tepuk tangan! Tapi Tate akan kubahas nanti, sekarang kembali ke Miles. Masa lalu Miles sedih banget, tragis bisa dibilang gitu dan itulah yang membentuk bagaimana Miles saat ini, nggak bisa move on, masih membawa kesedihan di masa lalu, murung, keliatan depresi terus, dan memutuskan hidup selibat, mungkin dia berniat melakukannya untuk selamanya. Ia mau membawa masa lalu itu sampai mati, dan itu…. Itu, yang bikin aku kesel sekaligus sedih untuk Miles. Perilaku Rachel kepada Miles membuat Miles terus menerus mencintai Rachel yang membencinya meskipun mereka sudah berpisah. Karena Rachel membenci Miles, sedangkan Miles masih begitu mencintai Rachel. Jujur aja ya, sampai sekarang pun aku nggak pernah, sekalipun, menyukai jenis cerita seperti ini. Dimana hero nya nggak punya alasan untuk melupakan masa lalunya karena masih begitu mencintainya mantan istrinya, dan mantannya ini bahkan belum meninggal sehingga mau nggak mau inilah yang dilakukan Miles. Mencintai Rachel seumur hidupnya meskipun sebelah tangan.

Karakter kayak Miles sejujurnya bikin frustasi, karena perasaannya pasti rumit banget, emosinya, semuanya. Aku jadi kepikiran waktu baca novel ini, kalo semisal nih ya mereka trus baikan gitu (Rachel dan Miles), habis itu Miles ketemu sama Tate, apakah ada kemungkinan ia jatuh cinta lagi? Rasanya ketika mengikuti kisah cinta Miles, aku malah mendapati bahwa di dunia ini bisa ada lebih dari satu cinta yang disediakan, dan dengan kadar yang sama. Karena itulah yang kudapati disini. Tate tidak lebih dicintai dari Rachel meskipun sekarang Rachel hanya menjadi masa lalu Miles. Rachel dan Tate mengambil hati Miles dengan besar yang sama. Sehingga novel ini terasa terlalu realistis. Mungkin di dunia ini hal macam itu sering terjadi, tapi karena alasanku untuk membaca novel adalah berlarian ke alam imajinasi, cerita yang terlalu realistis ini membuatku sedih. Jadi… yah, aku nggak bisa menebak bagaimana perasaan yang terjalin antara Rachel – Miles – Tate,. Kalo Rachel adalah orang yang tidak dicintai Miles tetapi sangat dipedulikan, aku bisa memahami perasaannya ke Tate karena mungkin Tate adalah satu-satunya. Kalo Rachel adalah orang yang dicintai Miles tetapi pada akhirnya membuat Miles membenci Rachel, aku juga bisa memahami kenapa Miles menjadikan Tate satu-satunya. Kalo Rachel meninggal, aku bisa paham. Tetapi di novel ini, yang diceritakan adalah Miles ditinggalkan Rachel dalam keadaan setengah mati mencintai Rachel, makannya aku keseeeel banget kenapa harus dibuat dia ketemu sama Tate sih!!! Tate jadi kayak pelampiasan aja di novel ini. Itu bikin aku keseeeeeeeel banget. Dan ditambah POV Miles semuanya Rachel, Rachel, Rachel. Porsinya Tate cuma seuprit banget, jadi mana tauuuu ya kalo Miles bener-bener jatuh cinta sama Tate dan sebesar apa itu… masih membuatku penasaran!

Yah begitulah. Sekarang mari beralih ke heroin favoritku, yang berhasil mengambil hatiku karena… alasan simpel, kami sama-sama cewek. Jadi lebih mudah bagiku untuk memahami Tate.

Mungkin berbeda dari temen-temen GR yang tidak suka dengan Tate, di novel ini aku justru mendapati Tate sebagai pihak yang paling menyita perhatianku. Semua deskripsi Tate tentang dirinya sendiri bikin aku pingin nangis dan merasa miris. Tate ini adalah wanita yang positif, tangguh, cantik, apa adanya, baik, lembut, yaaah… aku mendapati Tate memiliki sifat yang positif. Memang tidak seperti Miles yang menjadi begitu dingin karena masa lalunya, Tate bersih tanpa tragedy masa lalu. Ia tumbuh layaknya wanita pada umumnya. Dia ceria, dan itulah yang membuatku betah membaca jalan pikiran Tate yang kemana-mana dan ngelantur itu.

Tapi ketika Tate bertemu Miles, dia membuat dirinya sendiri terlihat buruk. Zat cair yang cuma ngikutin Miles kemana-mana, mau disuruh-suruh, mau dijadiin bola ping pong yang dilempar kesana kemari, dibutakan oleh cinta sehingga dia selalu memaklumi semua perbuatan Miles yang penuh dengan harapan tetapi selalu menjatuhkan dirinya dari ketinggian maksimum, dan Tate tetap berdiri dan kembali lagi kepada Miles, seperti orang bodoh. Bahkan Tate sendiri menyadari betapa bodohnya dia, betapa seharusnya ia segera menghentikan apapun yang ia rasakan kepada Miles dan segera berlari sejauh-jauhnya. Tapi ketangguhan, sifatnya yang positif, dan kesabarannya yang luar biasa selalu percaya bahwa semua hanya tentang waktu. Tapi setiap kali Tate menunjukkan bahwa dirinya terang-terangan mendekat, Miles selalu mundur sejauh-jauhnya. Dan itu yang membuatku menjadi sangat sedih terhadap Tate.

Aku berharap Tate punya sahabat yang bisa teriak ke dia buat menjauh dari Miles, yang ada untuk memeluknya ketika ia merasa perasaannya yang begitu jomplang terhadap Miles, dan memberikan penghiburan. Dan yaah, Cap memainkan peran sebagai sahabat Tate di saat-saat buruk Tate bersama Miles, meskipun mentok yang bisa dilakukan Cap hanyalah membuat lelucon. Syukurlah Tate tertawa. Kemudian meskipun aku juga kesal karena Tate terus-terusan bisa menoleransi Miles, tapi aku paham seberapa besar perasaan Tate sehingga ia rela disakiti berulang-ulang kali sampai-sampai aku heran ia masih bertahan dengan hubungan nggak sehat semacam itu.

Secara keseluruhan, Ugly Love mengingatkanku dengan novelnya Fifty Shades, dimana heroinnya terus-terusan masuk ke dalam lubang yang sama, terluka berkali-kali, tapi ia tetap memanjat meskipun jatuh lagi. Perjuangan heroin yang bikin aku tepuk tangan karena mereka begitu kuat untuk tetap berada disana, dan membuktikan bahwa perjuangan akan mendapatkan hasil yang setimpal.

Sayangnya kalo di Ugly Love….. kurang… kurang banyaaaaaaaakkkkkkkkkkk…. Meskipun tuh novel tebel banget ya, dan aku cuma baca dalam waktu sehari tapi menurutku kurang banyaaak. Ada bagian di tengah yang menurutku lumayan klimaks banget ceritanya, tapi di bagian yang seharusnya menjadi klimaks aku malah nggak terlalu dapat emosinya, kemudian ketika menuju ending kok rasanya kayak buru-buru mau mencapai kata tamat sehingga ketika aku selesai membaca novelnya, aku malah bengong. Udah gini aja???
Kenapa di sepanjang buku Miles cerita tentang Rachel, tetapi dia cerita tentang Tate hanya beberapa halaman di belakang?

Rasanya pingin deh dibikin kayak Fifty Shades gitu, ada kelanjutannya jadi ada perkembangan emosi yang signifikan, gak seuprit-uprit gini. Pinginnya sih gitu, tapi kayaknya sih nggak mungkin.

Anyway, ini novel pertama Hoover yang aku review panjang banget karena emang pingin ngasih pujian ke Tate atas usahanya yang sampai merendahkan dirinya sendiri itu. Dan karena meskipun ceritanya bikin frustasi yaa, tapi tetep emosinya dapeett banget, seriously. Dan satu bintang yang hilang itu karena kekesalanku tadi, dan 3 bintang sisanya karena aku udah jatuh cinta sama tulisan Hoover yang bikin aku nggak bisa berhenti baca, begitu menikmati caranya membangun karakter Tate, dank arena dia berhasil bikin aku baca novel ini meskipun aku udah antipasti buat nggak baca.


Komentar