Film Sci-Fi Adventure Paling Seru: Back To The Future




Hay!
Akhirnya saya posting lagi di blog yang sudah lama tidak saya sentuh, eh, maksudnya tidak saya beri makan postingan baru.

Jadi, saya hari ini tertarik untuk merilis satu postingan tentang film yang beberapa hari lalu saya tonton. Pertama, saya sangat terkesan dengan film ini karena itulah saya merasa ingin share sama teman-teman. Kedua, karena saya tiba-tiba ingin post sesuatu di bulan ini berhubung tahun ini baru 2 postingan. Ketiga...

Baiklah, kita mulai saja reviewnya.

Ketika kalian melihat film ini nongol di list top movies atau popular movies di webnya IMDB (jadi kalau soal membaca wishlist saya ada di Goodreads, nah kalo IMDB ini pas banget buat nyari film-film rekomended yang sesuai dengan selera kalian), kalian tidak perlu ragu apakah film ini sebagus penilaian di IMDB walaupun film lama, karena jawabannya... Bagus! Bagus banget! Tidak perlu banyak ragu, film ini worth dengan penilaian di web tersebut.

Jadi.... karena saya amat suka dengan film-film Sci-Fi, dan merasa rindu menonton film-film pintar yang membuat saya lompat-lompat karena saking njlimet, jadi saya cek wishlist saya di web tersebut yang sudah ada sejak lama.

Sebenarnya waktu saya masukkan film ini ke dalam wishlist, saya lihat sampulnya saja tidak tertarik. Saya masukkan saja karena itu masuk top favourite atau popular, name it. Pokoknya, melihat tahunnya yang 1985 itu saya rada 'euuuh, lama banget', 'film berapa tahun yang lalu tuh?'. Maksudnya, ini sudah tahun 2017 (walaupun saya masukkan listnya di tahun 2015/2016 ya), tapi saya jadi bertanya-tanya. Ini 'back to the future'-nya ke tahun berapa dong?

Nah, tapi sebenarnya makna judulnya tidak segamblang itu lho.
Penasaran? Langsung tonton aja pliiiisssss..

Balik lagi ke film ini ya. Jadi saya tidak akan meriview per filmnya, karena saya sendiri menontonnya langsung satu rangkaian, jadi saya merasa tiga film ini merupakan satu paket film (lah, emang iya kali liiinn)

Pokoknya, bagi pecinta film Sci-fi seperti saya, apalagi dengan bumbu-bumbu humor, jelas film ini jadi tontonan wajib. Saya tidak terlalu suka sci-fi horror atau thriller ya, jadi saya lebih suka film pintar semacam ini, atau interstellar, atau inception, atau semacam itulah..


Film ini harus saya akui, selain melihat tahun perlisisannya, bahkan ketika saya menonton di tahun 2017 ini, menurut saya film ini tetap menakjubkan. Membawa efek yang membuat saya berjingkat2 menonton filmnya, mungkin karena kesan lawas itu sendiri. Awalnya saya lihat tokoh utamanya muncul dengan fashion super jadul itu, dan saya langsung seperti di lempar ke masa lalu, bahkan tahun 1985 saya saja belum lahir.

Meskipun begitu, bagi saya ide itu lebih menakjubkan ketimbang tampilan visual. Mungkin itulah yang kemudian membuat film ini bagi saya tidak termakan oleh jaman, tahun berapapun rilisnya.

Pertama, tokoh utama yang membawakan cerita sejak awal sudah menunjukkan 3 dimensi yang menarik. Mulai dari penampilan fisiknya, caranya berperilaku, bahkan kehidupan sosialnya. Cara dia bicara dan merespon keadaan di sekelilingnya terlihat tidak membosankan.

Pasti, dan saya yakin, jika sudah membaca sinopsisnya, yang muncul di kepala selama beberapa menit awal adalah 'kapan time travelnyaaaaa'. Karena di awal kita tidak diperlihatkan tanda-tanda nih tokoh akan segera berangkat ke masa depan seperti judulnya, justru sibuk diperlihatkan tentang kehidupan sekolahnya, gurunya, keluarganya, sifatnya yang direndahkan oranglain. Bahkan si professornya saja tidak juga diperlihatkan bagaimana wajahnya.

Something interesting from this movie is ... all the scenes are important.

Jadi jangan beranggapan menit-menit awal yang kalian lihat itu tidak ada artinya. Semua memiliki kausalitas ke bagian isi dan inti filmnya. All of them. Jadi amati baik-baik ya sejak awal.

Dan ketika kita sudah tahu kapan cerita ini memulai perjalanan waktunya. Itu adalah saat saya juga diajak untuk berpetualang!!

Ke masa depan?
Ups... tonton saja sendiri ya.

Dan kalian akan sesenang saya mengikuti kisahnya. Insya Allah.


Lupakan teknis yang digunakan, ataupun kesan jadul dari film ini, ide ceritanya menurut saya tetap harus diacungi jempol. Dengan suguhan film sci-fi tentang paradox yang sampai saat ini pernah saya tonton (mohon maaf kalau referensi film saya belum terlalu banyak), film ini bagi saya tidak kalah dengan inception (yang sampai saat ini masih menjadi favorit saya), ataupun interstellar, ataupun the matrix ataupun predestination atau Looper yang punya tema serupa. Film ini, walaupun saya baru tonton di tahun ini sekalipun, menjadi favorit saya yang kedua setelah Inception.

Mungkin film ini tidak sepintar interstellar (atau sama pintarnya), tapi ada beberapa hal yang membuat saya membuat film ini menjadi favorit yang baru:

1. Film ini lucu, saya banyak dibuat ketawa, dan saya sangat suka tertawa
2. Film ini berseri, jadi saya bisa terus-terusan mengobati rasa rindu saya yang selalu muncul karena tokoh dan cerita di film ini.
3. Saya sangat suka dengan logikanya, saya suka penjelasannya, saya suka teori-teori yang disampaikan, saya suka kausalitasnya (suka sekali)
4. Saya terutama sangat suka dengan tokoh utamanya, si Marty dan si Doc ini. Kalau Marty saya suka karena dia keren sekali. Dia tidak pintar, tapi cerdik. Si Doc ini jenius, dan dua tokoh utama disini menurut saya adalah paduan yang sangat klop sekali.


Film ini tidak hanya membawa bumbu tentang perjalanan waktu, tapi juga komedi yang membuat saya semakin lebih menyukai film ini. Yah, mungkin bagi yang menonton film keduanya di tahun yang sama seperti saya agak kecewa karena gambaran tahu 2015 yang mereka gambarkan agak... berlebihan. Maksudnya, soal kecanggihan teknologinya yang berlebihan.Tapi ada juga kecanggihan teknologi yang tetap tidak bisa mereka gambarkan jika melihat apa yang tahun 2015 kita dapatkan hingga saat ini. Pokoknya sangat berbeda. Yang ada di film ini dan realitanya. Entah kenapa walaupun mereka di dalam cerita pergi time travel ke abad 21 saat ini, tetap saja, terlihat kesan jadulnya. Haha. Tidak usahlah ya membandingkan walaupun saya sangat ingin.

Em, Oke, mungkin lain waktu.

Kembali ke trilogi film ini.

Saya sangat suka sekali dengan permainan logika yang dibawakan film ini. Sangat masuk akal, dan mudah dipahami. Semua kekonsistenan agar tidak menimbulkan kekacauan alam semesta membuat saya berdegup kagum. Biasanya ketika saya menonton film dengan tema serupa, kemudian film itu jenis film berfikir, kalau sampai saya review, biasanya saya sibuk mengurai logika filmnya, coba cek saja review saya Inception atau Memento. Tapi film ini tidak. Film ini mungkin sci-fi, tapi semuanya sudah dijelaskan oleh professor sehingga film ini jatuhnya tidak berat, tapi tidak juga terlalu ringan. Film ini seru! Karena kita diajak berpetualang dengan ketegangan-ketegangan yang menarik. Konfliknya semua nyaris simpel, tapi klimaksnya selalu tepat dengan ekspektasi, atau kadang lebih dari ekspektasi. Saya tidak tahu bagaimana ide cemerlang seperti cerita ini muncul. Paradoxnya benar-benar... yah tidak usah dipikirkanlah. Berterimakasihlah pada Doc yang selalu menjembatani semua logika yang mungkin membingungkan.

Saya juga suka sekali semua teori yang dibawakan film ini. Menyenangkan sekali, selain saya dibawa ke masa lalu dengan filmnya sendiri, saya masih diajak menyusuri perjalanan waktu yang ada di cerita ini. Saya agaknya berharap menemukan film dengan bumbu comedy dan sci-fi tanpa terlalu banyak romance yang serupa dengan film ini. Tapi di IMDB sendiri sayangnya saya belum menemukan. Anyway, mungkin saya akan mencoba film2 lain lagi.


Salam, Adlina Haezah

Komentar