Review Drama Jepang RIKUOH / RIKUOU


RIKUOH / RIKUOU adalah sebuah drama jepang tahun 2017 yang memang, mungkin tidak terlalu populer di luar. Tapi... rating dramanya tidak bisa membohongi memang tinggi. Aku sendiri menonton drama ini awalnya murni karena ada Kento Yamazaki yang ikut main peran disitu, walaupun bukan peran utama sih, tapi dia peran penting, jadi kupikir rugi kalau sampai aku nggak nonton drama dia yang ini. 

Waktu aku tonton dramanya, jujur aku cuma pingi fokus lihat aktinya Kento aja. Tapi tapi tapi... ternyata ada banyak kisah yang disampaikan oleh drama ini hingga nyaris sulit kuabaikan. Hehe. Review ini mungkin nggak panjang..

Heechul Oppa: *nyambi jahit* "kayaknya emang kemampuan kamu menulis panjang udah menurun deh, lin..."
Linna: *nengok sadis* "whats?"

Yah... jadi seperti biasa aku akan coba tuangkan sepadat mungkin tentang apa yang aku ingin sampaikan soal drama ini.

Terhitung sampai sekarang.. aku hanya pernah menonton yaaah.. mungkin kalau sama semenjak death note kemarin jadinya aku sudah menonton sekitar 5 drama jepang, kalau drama korea udah nggak kehitung sih ya. Dulu aku nggak nonton drama jepang dan lebih memilih nonton drama korea mungkin karena aku banyak understimate sama drama Jepang..

Heechul Oppa: "alasannya?"
Linna: "macem-macem. Nggak yakin sama ceritanya, trus warna videonya, trus pemainnya 'kok-nggak-ganteng-ganteng- ya?" *dikeplak penggemar dorama*

Tapi memang itu alasanku, dan tau aja kan rambut cowok jepang tu ya gitu, ala-ala panjang, yang cewek juga gitu.. terkesan 'kawai'. Dan aku merasa drama jepang itu kayak nonton cosplay *aaaa maaf itu karena aku suka sama anime dan banyak kecewa sama live action jadi bawaan*

Semenjak Death Note, ini jujur aja... pandanganku mulai berubah. Kupikir, well drama Jepang sebenarnya bisa bersaing dengan K-Drama, walaupun fansnya lebih terbatas. Sinematografi, cerita, dan akting tokoh nggak ada masalah, yang penting bisa milih dramanya memang drama bagus. Warna memang cenderung 'seperti itu', agak kuning apa ya.. soalnya aku merasa seperti itu.

Singkat cerita...

Heechul Oppa: "anjir udah kepanjangan kali lin itu"

*abaikan*

Singkat cerita, setelah pandanganku berubah karena Death Note, aku lanjut nonton Mare dan berakhirlah di drama Rikuoh ini... dan! Gomen, minna-san, ini saatnya aku kasih sedikit cerita tentang Rikuoh.


Rikuoh bercerita tentang sebuah toko 'tabi' yang sudah berusia 100 tahun tetapi akan bangkrut karena permintaan tabi semakin menurun dan tergerus oleh jaman, pinjaman bank juga udah nggak turun. Presiden Kazehaya berfikir keras untuk mempertahankan usahanya hingga muncul keinginan untuk membuat sepatu. Tapi itu bukan sepatu biasa, melainkan sepatu anti cidera untuk mensupport banyak atlet.

Itu singkatnyaaa banget... tetapi bagaimana cerita ini diceritakan dalam 10 episode? Nah itu yang menarik. Selain 10 episode itu bagiku amat sangat sedikit, tapi penceritaan di dalamnya juga terpaksa harus bisa efektif dan padat penyampaiannya karena tidak bisa asal ulur-ulur cerita.

awww my favorite ~

Tapi kalau aku bilang, memang 10 episode ini jadi padet banget. Semua yang diceritakan adalah hal penting sehingga sulit untuk sedikit-sedikit beralih dari layar. Cara kerjanya lebih mirip film karena nyaris tidak bisa disambi-sambi dan harus fokus menonton untuk setiap episode.

Aku lebih tidak menyangka karena cerita tentang sebuah toko 'tabi' yang terdengar membosankan ternyata menjadi menarik karena kisah yang diangkat lebih kepada bagaimana 'dunia bisnis' itu. Drama ini banyak mengajarkan tentang proses, bahwa banyak hal tidak bisa diperoleh dengan instan, melainkan harus dipertahankan. Trus drama ini juga mengajarkan tentang impian, kerja keras, dan sikap tidak mau menyerah, berani maju, dan berani malu. Banyak perasaan yang tersampaikan akan hal tersebut makannya pelajaran yang diperoleh tidak mudah untuk dilupakan, dan menjadi inspirasi juga motivasi.

Kayaknya ada lebih banyak lagi moral value yang diceritakan dalam drama ini, maka nggak heran kalau drama ini dapat rating bagus di Jepang.

Alur drama ini nggak terbelit-belit. Selalu ada makna untuk setiap scene yang disampaikan oleh drama ini. Makannya sulit untuk merasa bosan, karena ada banyak bagian yang membuat kita tergugah untuk terus menonton. Meskipun 10 episode saja, tapi terkadang dalam 1 episode kita bisa merasakan banyak turning point yang biasanya dihadirkan sekali untuk setiap episode. Disini, setiap sequence dalam satu episode saja mungkin bisa menceritakan hal yang berbeda-beda dan dalam satu episode itu memang nggak boleh sampai ketinggalan karena di dalamnya memuat banyak informasi yang bisa jadi nggak akan paham kalau sampai ketinggalan satu episode saja.

Tokoh-tokohnya di cerita ini memang cukup banyak, sekali lihat bisa jadi sulit untuk menghafal setiap tokohnya, tapi sejalan dengan perkembangan cerita bisa jadi kita sudah otomatis mengingat setiap tokohnya. Banyak tokoh yang berkembang di cerita ini, yang awalnya begini nanti jadi begini, kadang agak nggak nyangka juga sih si tokoh jadi seperti itulah karena di awal tidak tampak demikian, tapi aku suka dengan perkembangan itu. Menurutku cerita disini nggak terburu-buru pun tidak terlalu dibuat-buat dan tampak cukup realistis. Itulah kenapa pesan moralnya mudah sekali tersampaikan, karena kedekatan terhadap cerita ini sendiri cukup terasa nyata.

Oya, satu yang paling aku suka dari drama ini adalah soundtrack lagunya. Duh, apa ya... enak banget gitu dengernya, dan memang terdengar megah. Peletakannya juga tepat sasaran, dan itu memang menambah dramatisasi banget. Kadang aku sering terharu memang ketika ada lagunya.

Untuk tontonan di kala bosan, kupikir ini cocok sekali, apalagi di dalamnya tidak bercerita tentang kisah-kisah cinta, jadi memang bisa ditonton bersama keluarga dan teman. Mudah dicerna, dan tidak membosankan. Aku sih suka banget. hehe..

Tokoh favorit disini Daichi dong, soalnya Yamaken alasan pertama aku memutuskan menonton drama ini. Aku komen banyak tentang dia di postingan ini (silahkan klik disini) jadi aku gak akan ulang yaa.

Okedeh, sesuai janjiku aku nggak mau panjang-panjang nulis ini, lagian aku masih ada PR nyelesain video recap drama-nya Mare, jadi kusudahi saja sampai disini. Ah, drama ini juga bikin kangen deh.





Salam, Adlina Haezah

Komentar